Selasa, 22 September 2015

TOLONG JANGAN JADIKAN AKU ISTRIMU

Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan menjatuhkan talak padaku. Kamu tahu betul, kita memang berbeda dan bukan persamaan yang menyatukan kita tapi komitmen bersama.

Jangan jadikan aku istrimu, jka kamu memilih tamparan dan pukulan untuk memperingatkan kesalahanku. Sedang aku tak tuli dam masih bisa mendengarkan kata-katamu yang lembut dan berwibawa.

Jangan pilih aku sebagai istrimu, jika nanti setelah seharian bekerja kamu tidak segera pulang
 dan memilih bertemu teman-temanmu.  Sedang seharian aku sudah begitu lelah dengan cucian dan setrikaan yang menumpuk dan aku tidak sempat bahkan untuk menyisir rambutku.

Anak dan rumah bukan hanya kewajibanku, karena kamu menikahiku bukan untuk jadi pembantu tapi pendamping hidupmu. Dan jika boleh memilih, aku akan mencari uang dan kamu di rumah saja sehingga kamu akan tahu bagaimana rasanya.

Jangan pilih aku sebagai istrimu, jika nanti kamu lebih sering di kantor dan berkutat dengan pekerjaanmu bahkan dihari minggu dari pada meluangkan waktu bersama keluarga. Aku memilihmu bukan karena aku tahu akan hidup nyaman dengan segala fasilitas yang bisa kamu persembahkan untukku.

Harta tidak pernah lebih penting dari kebersamaan. Kita membangun keluarga karena kita tidak hidup untuk hari ini saja.

Jangan pilih aku istrimu, jika kamu malu membawaku kepesta pernikahan teman-temanmu dan memperkenalkanku sebagai istrimu. Meski aku bangga karena kamu memilihku tapi takkan kubiarkan kata-katamu menyakitiku.

Bagiku pasangan bukanlah sebuah trofi apalagi pajangan, bukan hanya seseorang yang sedap dipandang mata. Tapi menyejukkan batin ketika dunia tak lagi ramah menyapa. Rupa adalah anugerah yang akan pudar terkikis waktu, dan pada saat itu kamu akan tahu kalau pikiran dangkal telah menjerumuskanmu.

Jangan buru-buru menjadikanku istrimu, jika saat ini kamu masih belum bisa menerima kekurangan dan kelebihanku. Sedang seiring waktu, kekurangan bukan semakin tipis tapi tambah nyata dihadapanmu dan kelebihanku akan mengikis kepercayaan dirimu.

Kamu harus tahu perut buncitmu perut buncitmu tak sedikitpun mengurangi rasa cintaku, dan prestasimu membuatku bangga bukan justru terluka.

Jangan buru-buru menjadikanku istrimu, jika saat ini kamu masih ingin bersenag-senang dengan teman-temanmu dan beranggapan aku akan melarangmu bertemu mereka setelah kita menikah.

Kamu harus tahu akupun masih ingin menghabiskan waktu bersama teman-temanku, untuk sekedar ngobrol atau creambath disalon. Dan tak ingin apa yang disebut "kewajiban" membuatku terisolasi dari pergaulan, ketika aku semakin disibukan dengan urusan rumah tangga.

Menikah bukan untuk menghapus identitas kita sebagai individu, tapi kita tahu kita harus selalu menghormati hak masing-masing tanpa melupakan kewajiban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar