
Dia memang indah... namun tanpanya, hidupmu masih punya arti. Lepaskan ekspektasi, hadapi rasa takut jalani hari. itulah langkah awal untuk move on. Ya.. yaa.. ya.. mungkin kamu berfikir bahwa move on tidaklah semudah itu karen pikiranmu akan memberikan 1001 macam alasan, suara, bayangan dan ingatan akan betapa brutal, sadis, perih, sesak, nusuk dan tidak adil nya keadaan mu yang amat sangat luar biasa parah dan menderitanya saat ini. Namun ingat bahwa yang membuatmu menderita adalah ekspektasimu sendiri. jika kamu tidak peduli terhadapnya, kepergiannya tidak akan mengganggumu sama sekali. Namun karena kamu sangat peduli, dan memiliki ekspektasi yang sangat besar terhadapnya, maka kepergiannya merupakan rasa pahit yang membuatmu terkejut, terpaku, teriris dan terpukul lalu jatuh kedalam dimensi hitam yang dalam terjemahan bahasa indoesia disebut sakit hati. Jika sakit hatimu adalah produk dari ekspektasimu sendiri, maka musuhmu yang sebenarnya bukanlah kepergiannya melainkan pikiranmu sendiri. Jika musuhmu yang sebenarnya adalah pikiranmu sendiri, maka tentu kamu akan dapat mengendalikannya. kuncinya adalah fokus.
Jika kamu memikirkan betapa sakit, perih, nusuk, nyesek dan tidak adilnya keadaanmu, maka fokusmu masih tentang dia. disisi lain kamu berusaha melupakan dia, kamu akan temukan jalan buntu karena kamu tidak mungkin melupakan dia karena otakmu memiliki memori yang tajam khususnya tentang dia yang dulu pernah begitu amat sangat indah mencium mu, memeluk mu, memanjakan mu dan memberi harapan dan fokusmu masih tentang dia. Dan jika kamu berusaha mencari pelarian dengan embel-embel pengganti yang jauh-jauh lebih baik dari dia namun menggunakan dia sebagai tolak ukur, maka fokusmu juga masih tentang dia... dan semua fokus tentang dia begitu amat sangat menyakitkan. Jika fokus tentang dia amat sangat menyakitkan maka lakukan apapun untuk megalihkan, membelokkan dan mengarahkan arus pikiran tentang dia kepada kreatifitas atau kegiatan yang lebih layak, menarik dan menyenangkan untuk dilakukan.
An Advice from Tyar Noor Syahban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar